Fenomena Serangga Tomcat Serangga tomcat baru sebatas bertamu di rumah Saiful Hadi, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tuban, yang ada di Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Namun, ternyata putrinya, Reni, malah jadi korban rove beetle di Surabaya.
"Kemarin anak saya juga terkena tomcat pada punggungnya,” kata Saiful Hadi kepada VIVAnews.com, Selasa 27 Maret 2012.
Kini, dua minggu berlalu, racun pada kulit putrinya sudah mulai sembuh. "Ya luka anak saya langsung dikasih salep dan langsung sembuh,” imbuh Saiful.
Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Pemkab Tuban menyebut, sudah ada empat kecamatan di Tuban yang dirambah serangga yang mengeluarkan toksin tersebut. Artinya, tomcat semakin banyak di Tuban
Detailnya, di Kecamatan Montong, sudah ada dua orang korban. Di Kecamatan Plumpang ada dua korban. Kecamatan Rengel ada satu korban. Dan di Kecamatan kota sendiri ada satu korban.
Untuk pencegahan tomcat ini, Dinas Kesehatan sudah mengintruksikan keseluruh puskesmas di Kabupaten Tuban untuk menanggulangi serangan tomcat tersebut.” Semua puskesmas di seluruh kecamatan sudah kami beritahukan,” sambung Saiful.
Serangga tomcat atau kumbang rove juga biasa disebut semut semai, atau semut kayap. Tomcat kolompok serangga pertanian, karena sebagai predator dari hama pertanian seperti wereng dan lainnya.
Namun, dalam 3-4 tahun terakhir telah dilaporkan adanya gangguan kesehatan pada manusia berupa gatal-gatal yang didahului oleh gejala panas-panas, iritasi dan bintik-bintik yang berakhir menimbulkan bekas hitam pada kulit.
Sementara mengenai habitatnya lingkungannya tomcat berupa tambak liar dan sedikit semak-semak. Sebenarnya serangga ini bersifat kosmopolitan. Artinya, ia berada dimana-mana sepanjang daerah itu lembab, bisa di lantai tanah dan lantai keramik.
Morphologinya, tomcat memiliki panjang sekitar 1 cm, badan berwarna oranye dengan bagian bawah abdomen dan kepala berwarna gelap, memiliki sepasang sayap namun tersembunyi. Sepintas mirip semut, dan bila terasa terancam maka akan menaikan bagian perut (abdomen), sehingga nampak seperti kalanjengking.
Sedangkan penyebarannya, ada 662 spesies yang menyebar ke seluruh dunia. Spesies di Indonesia yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus peregrines. Pernah dilaporkan menimbulkan wabah dematitas di Australia, Malaysia. Sri Lanka, Nigeria, Kenya, Iran, Afrika Tengah, Uganda, Argentina, Brazil, Perancis, Venezuaela, Ecuador, dan India.
Penyakit yang ditimbulkan serangga tomcat pada manusia sendiri, bila bersentuhan secara langsung atau tidak langsung, misalkan melalui handuk maka akan terjadinya dermatitis atau radang pada kulit. Dan untuk pengobatannya datanglah kelayanan kesehatan terdekat. "Jangan dipencet agar racunnya tidak mengenai kulit. Serangga itu masukan ke plastik dan langsung buang ke tempat yang aman.” Kembalikan ke habitatnya, (persawahan),” cetus Saiful.
"Kemarin anak saya juga terkena tomcat pada punggungnya,” kata Saiful Hadi kepada VIVAnews.com, Selasa 27 Maret 2012.
Kini, dua minggu berlalu, racun pada kulit putrinya sudah mulai sembuh. "Ya luka anak saya langsung dikasih salep dan langsung sembuh,” imbuh Saiful.
Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Pemkab Tuban menyebut, sudah ada empat kecamatan di Tuban yang dirambah serangga yang mengeluarkan toksin tersebut. Artinya, tomcat semakin banyak di Tuban
Detailnya, di Kecamatan Montong, sudah ada dua orang korban. Di Kecamatan Plumpang ada dua korban. Kecamatan Rengel ada satu korban. Dan di Kecamatan kota sendiri ada satu korban.
Untuk pencegahan tomcat ini, Dinas Kesehatan sudah mengintruksikan keseluruh puskesmas di Kabupaten Tuban untuk menanggulangi serangan tomcat tersebut.” Semua puskesmas di seluruh kecamatan sudah kami beritahukan,” sambung Saiful.
Serangga tomcat atau kumbang rove juga biasa disebut semut semai, atau semut kayap. Tomcat kolompok serangga pertanian, karena sebagai predator dari hama pertanian seperti wereng dan lainnya.
Namun, dalam 3-4 tahun terakhir telah dilaporkan adanya gangguan kesehatan pada manusia berupa gatal-gatal yang didahului oleh gejala panas-panas, iritasi dan bintik-bintik yang berakhir menimbulkan bekas hitam pada kulit.
Sementara mengenai habitatnya lingkungannya tomcat berupa tambak liar dan sedikit semak-semak. Sebenarnya serangga ini bersifat kosmopolitan. Artinya, ia berada dimana-mana sepanjang daerah itu lembab, bisa di lantai tanah dan lantai keramik.
Morphologinya, tomcat memiliki panjang sekitar 1 cm, badan berwarna oranye dengan bagian bawah abdomen dan kepala berwarna gelap, memiliki sepasang sayap namun tersembunyi. Sepintas mirip semut, dan bila terasa terancam maka akan menaikan bagian perut (abdomen), sehingga nampak seperti kalanjengking.
Sedangkan penyebarannya, ada 662 spesies yang menyebar ke seluruh dunia. Spesies di Indonesia yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus peregrines. Pernah dilaporkan menimbulkan wabah dematitas di Australia, Malaysia. Sri Lanka, Nigeria, Kenya, Iran, Afrika Tengah, Uganda, Argentina, Brazil, Perancis, Venezuaela, Ecuador, dan India.
Penyakit yang ditimbulkan serangga tomcat pada manusia sendiri, bila bersentuhan secara langsung atau tidak langsung, misalkan melalui handuk maka akan terjadinya dermatitis atau radang pada kulit. Dan untuk pengobatannya datanglah kelayanan kesehatan terdekat. "Jangan dipencet agar racunnya tidak mengenai kulit. Serangga itu masukan ke plastik dan langsung buang ke tempat yang aman.” Kembalikan ke habitatnya, (persawahan),” cetus Saiful.
Anda sedang membaca artikel tentang
Fenomena Serangga Tomcat
Dengan url
http://pemainanbelakang.blogspot.com/2012/03/fenomena-serangga-tomcat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Fenomena Serangga Tomcat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar